Jurusan Pertanian: Kuliah atau Coolyeah

Oleh : Siti Nur Zahra


Pernah tidak kita mendengar istilah petani berdasi? Mayoritas kaum intelektual pasti sudah sering mendengarnya. Apalagi mereka yang sudah menuntut ilmu hingga ke perguruan tinggi. Apa sih maksud istilah itu? Saya juga masih belum sepenuhnya mengerti tentang istilah umum di jurusan pertanian itu. 
Apa yang terlintas di pikiran kita setiap kali mendengar jurusan pertanian?. Mungkin inilah yang disebut sebagai jurusan pencetak petani berdasi. 
Jujur saja, saya sebagai mahasiswa semester 2 di jurusan ini dulunya sempat memiliki perspektif yang bisa dikatakan negatif mengenai hal ini. Menurut saya istilah ini seolah terdengar seperti olokan, bukan pujian. Karena jurusan ini sering dipandang sebelah mata oleh mayoritas orang, tidak seperti jurusan kedokteran, hukum, atau bisnis yang seringkali dinilai lebih keren dan menjadi rebutan banyak orang. Ingat, semua jurusan memiliki keistimewaan masing-masing.
Cukup sering saya mendengar orang-orang mengatakan "kok masuk pertanian? lulus mau jadi petani ya?". Dari survei yang dilakukan oleh mantan dekan fakultas pertanian ULM di desa sungai rangas, pada seminar Agriculture Motivation Training beliau menyebutkan, "dari 10 orang di desa tersebut, 9 orang di antaranya tidak ingin anaknya mengikuti jejak karir orang tua mereka yang bekerja sebagai petani."
Dari pernyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa mereka yang memiliki keturunan bekerja sebagai petani pun tidak ingin meneruskan pekerjaan tersebut ke generasi berikutnya. Kenapa? Bukankah bekerja sebagai petani itu baik dan halal? Iya, memang. Tapi bukan itu yang mereka pandang, melainkan kesejahteraan hidup yang didapat dari pekerjaan tersebut. 
Hingga sekarang kita lihat, mayoritas petani sawah hidup dengan angka kesejahteraan di bawah rata-rata. Hal itulah yang membuat mayoritas orang memandang rendah bahkan enggan memasuki jurusan ini. Mereka membatasi pemikiran bahwa lulusan jurusan pertanian hanya akan mentok jadi petani yang selalu berkaitan erat dengan cangkul dan sawah. 
Padahal faktanya, ada banyak sekali prospek kerja yang lebih menjanjikan kesejahteraan setelah lulus dengan predikat sarjana pertanian. Dari beberapa dosen pengajar di Fakultas Pertanian ULM menerangkan bahwa lulusan fakultas ini memiliki prospek kerja yang cukup luas, diantaranya yakni konsultan, penyuluh pertanian, banker, pengusaha, hingga staff ahli stasiun klimatologi. 
Saya juga sebelumnya sempat mengira kalau ilmu pertanian hanya sebatas ilmu bercocok tanam. Sedangkal itu pemikiran saya dulu. Setelah saya menjalani kuliah di jurusan ini, barulah saya mengerti bahwa ilmu ini sangatlah luas dan begitu menekankan tentang kemandirian berwirausaha. Sebab itulah, prospek kerja pun luas dan kebanyakan alumni memilih bekerja sebagai pengusaha. 
Jadi sebenarnya istilah petani berdasi itu dari segi mananya? Seperti yang kita ketahui, bahwa lumbung padi itu berasal dari hasil para petani. Petani yang bukan sarjana mungkin seperti yang biasa kita lihat. Kehidupan seadanya dengan kesejahteraan di bawah rata-rata yang masih menjadi masalah klise dalam setiap perayaan hari tani nasional. 
Sedangkan 'petani' berpredikat sarjana diharapkan bisa membuka perspektif sempit orang-orang di luar sana dengan membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani tanpa adanya petani yang dibodohi untuk kepentingan pribadi meski dengan janji jaminan keuangan. Para alumni jurusan ini yang dibekali dengan kemampuan berwirausaha diharapkan dapat berinovasi untuk membantu para petani dan membuka banyak lapangan kerja di bidang pertanian. 
Dengan seiring perkembangan teknologi di berbagai bidang diharapkan dapat menunjang perkembangan ilmu pertanian khususnya di perguruan tinggi  hingga banyak menghasilkan sarjana yang memiliki daya saing, inovatif, berguna, serta dapat mengayomi masyarakat khususnya para petani. 

Komentar

Posting Komentar