Demi Pena sebagai pengembangan literasi







Dalam nuansa 22-24 Desember 2017 Literacy camp dilaksanakan oleh Bidang PIP PW IPM Kalimantan Selatan bersama Teaching And Trip, dengan refleksi penghayatan sebagai calon pegiat literasi yang akan berjuang untuk menembus sejarah,untuk mengembangkan dialetika perkembangan otak untuk terus bertumbuh dan berkembang,mari kita bincang tentang materi pagi ini tentang Kekuatan Al-Qalam sebagai aktualisasi untuk pencerdasan.
Aziz Al-Din Nasafi (Wafat 695H/1295M), seorang sufi yang pikirannya banyak dipengaruhi oleh Ibnu Arabi.Ia jelaskan,‘Nũn’ adalah “bak tinta”. Tafsiran ‘Nũn’, sebagai “bak tinta” atau “kolam tinta”, karena ‘Nũn’dihubungkan dengan surat Al-Kahfi ayat 109.
coba kita berpikir.mengapa dalam ayat ini, Allah sampai bersumpah dengan al-Qalam? Juga segala macam yang dituliskan dengannya? Dalam tafsir Departemen Agama dijelaskan.
Suatu sumpah dilakukan adalah untuk meyakinkan pendengar.Juga meyakinkan yang diajak berbicara.Ucapan atau perkataan yang disampaikan itu adalah benar. Tidak diragukan sedikit pun. Akan tetapi, sumpah itu kadang-kadang mempunyai arti yang lain. Bisa jadi untuk mengingatkan kepada orang yang diajak berbicara. Atau pendengar.Untuk bersumpah, yang dipakai adalah suatu yang mulia, bernilai, bermanfaat, dan berharga.Oleh karena itu, perlu dipikirkan dan direNũngkan.Agar dapat menjadi iktibar dan pengajaran dalam kehidupan. Allah seakan memberitahukan betapa mulianya dan pentingnya pena itu. Sampai-sampai Allah bersumpah denganpena. (Kementrian Agama RI, 2010). Pena sebagai simbol keilmuan.
***
Gerakan ilmu, IPM hadir untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan- persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural. Gerakan ilmu menampilkan Islam untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan. Gerakan pencerahan berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama.
***
Gerakan Iqro’ yang berbasis Qur’ani sejatinya merupakan panduan gerakan literasi yang utama dan unggul dalam membentuk dan menentukan takdir kehidupan bangsa-bangsa. Spirit teologi ini mengalami marginalisasi hebat di kalangan ummat islam selama seratus tahun terakhir—Muhammadiyah telah membendung arus pemarginalisasian ummat islam di Indonesia dengan mendorong tegaknya gerakan pencerahan di bidang agama, sosial, ekonomi, pendidikan dengan berbasis ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Literacy Camp kali ini adalah pelatihan untuk memperkaya otak kita akan sebuah luasnya Ilmu, sebuah konteks sederhana yaitu IQRO-AL QALAM jadi satu fundamentalis mendasar bahwa manusia dituntut untuk mencipta yang sebuah karya dalam bentuk bacaan dan menulis, Allah SWT sudah bersumpah dalam keduanya bahwa membaca dan menulis adalah sebuah keharusan. Mungkin kita sudah tahu semua bagaimana Nabi Muhammad SAW, di tegaskan untuk membaca,walau pun itu berat namun itu adalah keharusan. Dalam sebuah kerangka ini mari mari kembangkan dalam sebuah dinamika kecil namun berdampak besar.

*)Al bawi
   Ketua PIP PW IPM Kalimantan Selatan

   Pegiat Teaching and trip

Komentar